Belajarlah Untuk Menghargai Keyakinan Orang Lain.

Kita harus menyadarinya bahwa Tuhan itu hanya satu adanya, Cuma orang – orang bijaksana menyebutkannya dengan banyak nama.
Kalau kita boleh mengandaikan bahwa Tuhan itu seperti ibu kita, dimana kita memanggilnya dengan sebutan ‘Ibu / Mama’, ayah kita memanggilnya dengan sebutan ‘Istriku’, orang tuanya memanggilnya dengan sebutan ‘Anakku’ dan orang-orang yang mengenalnya atau sehabatnya memanggil dia dengan sebutan / dengan memanggil namanya langsung ‘Dewi’.
Ini berrarti mereka memanggil orang yang sama dengan sebutan berbeda-beda.
Jadi janganlah kita merasa apa yang kita yakini, adalah yang paling benar. Mari kita belajar untuk saling menghargai apa yang orang lain juga yakini, dengan harapan ‘Semoga Semua Hidup Berbahagia’.

Bijaksanalah Dalam Bergaul.


Mohonlah petunjuk dan petuah-petuah orang-orang yang beriman dan suci. Jangan bergaul dengan orang yang berbudi  hina, sebab akan rendah pula budi kita, jika bersehabat dengan orang berbudi sedang, akan berbudi  demikianlah kita jadinya, jika bersehabat  dengan orang  berbudi  utama, utama pulalah  jadinya  budi kita, meski  hanya sedikit saja kepandaian tetapi kalau terus bersehabat dengan orang pandai, maka kepandaian kitapun akan bertanbah  luas, meskipun banyak keahlian jika bersehabat dengan oarang  yang tidak mempunyai dasar sama sekali, maka akan mengecilah keahlian itu, tidak kelihatan manfaatnya.

Tujuan Turunnya Avatara Tuhan .


Avatarana berarti turun. Avatara adalah turunnya Tuhan yang tidak memiliki nama dan sifat dalam suatu wujud yang sesuai untuk melaksanakan tugas untuk menghancurkan yang jahat dan melindungi yang baik.
Avatara banyak jumlahnya. Ada beberapa Avatara yang muncul di bumi hanya untuk waktu yang singkat, memenuhi tugas Avatara dan menghilang. Matsya, Kurma, Narasimha, dan Vamana (Ikan, Kura-kura, Babi, setengah Manusia setengah Singa, orang Kerdil). Ada Avatara Rama yang disebut Amsaavatara, karena ia membagi sifat Ketuhanan dengan tiga saudaranya. Krishnavatara adalah sebuah contoh dan Pumaavatara (total).
Tujuan munculnya Matsyaavatara adalah menyelamatkan Veda dari tangan raksasa Somakaasura yang mencurinya dari Brahma dan menyembunyikannya di laut. Dharma didasarkan pada Veda tersebut, sehingga perlindungan terhadap Veda merupakan tugas Avatara.
Para dewa dan raksasa ingin mendapatkan Amrta (Air Keabadian) yang akan memberi keabadian dan memohon kepada Narayana. Narayana memerintahkan mereka untuk mengaduk lautan susu dengan Gunung Mandara sebagai batang pengaduk dan ular Vasuki sebagai talinya. Ketika gunung tersebut hampir terendam dalam lautan seraya menciptakan banjir yang besar, Narayana mengambil wujud seekor kura-kura dan menahan gunung tersebut di atas punggungnya. Sementara para dewa dan raksasa sedang mengaduk, racun keluar dari lautan tersebut, baik para dewa maupun raksasa menjadi panik. Kemudian Siva datang dan menelan racun tersebut. Beberapa benda muncul dari lautan itu, baik yang hidup maupun mati. Ketika akhirnya Amrta dibawa oleh makhluk sorga, para dewa dan raksasa bertarung untuk memiliki Amrta tersebut. Kemudian Narayana harus mengambil wujud seorang wanita kahyangan yang cantik untuk membagikan Amrta tersebut. Tentu saja para raksasa kehilangan bagian mereka, karena jika para raksasa hidup abadi betapa kehancuran yang akan terjadi. Jadi tujuan dari Avatara Kura-kura tersebut adalah untuk melindungi yang baik dan memberi keabadian kepada para dewa.
Narayana mengambil wujud seekor babi hutan jantan untuk membawa bumi yang telah tenggelam ke dasar laut kembali ke permukaan. Ketika Babi hutan jantan tersebut sedang mengangkat bumi di atas taring-taringnya dan masih berada dalam air, raksasa Hiranyaksa menyerangnya. Tetapi Babi hutan jantan tersebut mencakarnya dan menyerangnya hingga tewas. Jadi tujuan Varaha Avatara (Bahi hutan) adalah untuk mengembalikan keselamatan bumi dan memancangkannya dengan kuat di tempatnya.
Narayana harus mengambil wujud setengah singa setengah manusia untuk membunuh raksasa Hiranyakasipu. Hiranyakasipu bertekad untuk membalas dendam pada Narayana karena Beliau telah membunuh saudaranya, Hiranyaksa. Hiranyakasipu melakukan penebusan dosa pada Brahma dan mendapatkan anugerah, sehingga ia tidak akan mati di tangan makhluk apa pun yang diciptakan oleh Brahma. Kematian tidak akan terjadi padanya, baik siang atau malam, baik di darat atau di air ataupun di langit oleh senjata apa pun, di dalam atau di luar. Hiranyakasipu bertambah kuat dan angkuh setelah mendapatkan anugerah tersebut. Anaknya adalah pendukung Hari yang setia (sebutan Vishnu). Sang ayah berusaha keras memintanya agar jangan berdoa kepada Hari tetapi sia-sia. Ia juga menyiksa anaknya, namun Prahlada tidak akan berhenti menyanyikan nama Hari. Akhirnya Hiranyakasipu harus menantang anaknya untuk menunjukkan Hari yang dikatakan ada di mana-mana dalam sebuab tiang (salah satu tiang penyangga emper rumah). Ia memukul tiang tersebut. Tiang itu terbelah menjadi dua. Tuhan dalam wujud Nara-Shima (manusia-singa) muncul dan mencabik-cabik dengan cakarnya. Tujuan utama dari Avatara ini adalah untuk membuktikan kepercayaan bakta-Nya tentang kemahaadaan Tuhan.
Ketika Maharaja raksasa Bali menguasai segalanya dan ingin menguasai ketiga dunia, Narayana memutuskan untuk mengendalikan kesombongan Bali akan kekuatannya. Maka Narayana mengambil wujud menjadi seorang pemuda Brahmana ilahi dan mendekati Bali ketika ia sedang melakukan Visvajita Yaga. Beliau meminta hadiah tiga jengkal tanah dari Bali. Bali setuju, bahkan ketika gurunya, Sukraacarya memperingatkan Bali untuk tidak mengabulkan karena pemuda Brahmana tersebut tak lain adalah Hari yang datang untuk menghancurkannya.
Vamana Avatar kemudian berubah menjadi sangat tinggi, sehingga dengan satu kaki ia menutupi bumi, dengan kaki lainnya ia menutupi langit dan bertanya di mana seharusnya ia meletakkan kakinya yang ketiga. Kemudian Maharaja Bali menekukkan kepalanya dan meminta-Nya untuk meletakkan kaki-Nya pada kepala sang raja sendiri. Hari menekan Bali ke dunia bawah. Maharaja Bali sama sekali tidak sedih atau menyesal karena ia memiliki hak atas pemberian hadiah kepada sang penguasa tiga dunia. Sri Hari dengan sengaja melakukan ini hanya untuk menyatakan pada dunia penyerahan Bali secara total kepada Tuhan. Hal ini benar-benar aneh untuk memahami cara-cara Tuhan. Beliau kelihatan menghukum seseorang, tetapi hukuman tersebut hanya untuk penebusan yang dihukum.
Parasurama adalah putra Renuka dengan Rsi Jamadagni. Mereka memiliki Sapi Kahyangan pemenuh keinginan, Kamadhenu. Suatu hari Kartaviryaarjuna, penguasa daerah tersebut mengunjungi ashram itu setelah berburu. Sang Rsi menerima maharaja dan rombongannya, menjamu selayaknya dengan bantuan Sapi Kahyangan tersebut. Viryaarjuna menjadi irihati dan menggiring sapi serta anaknya tanpa memperdulikan perasaan Sang Rsi. Ketika rombongan tersebut meneruskan perjalanan, Parasurama mendekati dan menyerang mereka. Setelah pertarungan sengit, Parasurama memenggal kepala maharaja tersebut; kemudian anak-anak sang Maharaja memenggal kepala Rsi Jamadagni di saat Parasurama tidak ada di pertapaan. Mendengar teriakan keras ibunya, Parasurama kembali hanya untuk melihat kepala ayahnya di tanah. Dengan sangat marah ia menyerang Kota Mahismati dan membunuh keseratus anak Kartaviryaarjuna. Ia bersumpah akan membasmi keberadaan kaum ksatriya tersebut. Tujuan dari Avatara ini adalah untuk memperingatkan dan menghukum para penguasa sombong yang tidak memberi hormat pada para Rsi.
Narayana (Rama) lahir sebagai anak Dasaratha dan membagi kehebatan-Nya dengan tiga saudara-Nya. Tujuan dan Avatara bukan hanya untuk menghancurkan yang jahat dan melindungi yang baik, tetapi untuk memberi contoh ke seluruh dunia, bagaimana manusia seharusnya menjalankan kebenaran dan kebajikan dalam hidup. Ia benar-benar merupakan wujud dari Sathya dan Dharma.
Krishna Avatara adalah Avatara cinta kasih dan kedamaian. Tugas-Nya adalah untuk melindungi yang baik dan menghukum yang jahat.Tetapi tugas utama-Nya adalah untuk menyampaikan ajaran-ajaran hidup melalui Bhagavad Gita. Melalui contohnya, Buddha membuktikan bahwa setiap manusia dapat mencapai keadaan Buddha, orang yang senantiasa mendapat penerangan-penerangan dengan mengikuti delapan macam jalan. Ajaran utama-Nya adalah untuk menaklukkan keinginan dan menerapkan cinta serta kasih sayang.

Darimana Sang Iblis Menjelma ?.

Siapa yang tidak takut pada iblis ? Semenjak kecil sudah terpatri dalam otak kita bahwa iblis itu jahat, dan buruk rupa. Tak pernah ada yang mengatakan pada kita untuk berhati-hati pada hal-hal yang indah,harum,lezat,juga mempesona.
Padahal dari sanalah sang iblis menjelma, dan menyebarkan bujuk rayunya yang jahat. Tetapkan hati, dan jangan takut.
Makhluk paling mengerikan sekali pun dapat dihadapi dengan siasat yang cerdik. Setiap makhluk pasti memiliki kelemahan.
Jadi, carilah kelemahannya dan perangi makhluk mengerikan yang bersemayam dalam jiwa kita. Jangan biarkan ia membuat kita lemah, apalagi jatuh ke dalam lubang kesalahan yang sama berulang kali.

Cara Melayani Tuhan

Seluruh manusia adalah kerabat , mereka semua sama, bangunan sama yang dibentuk dari material yang sama, dengan inti ke-Ilahian yang sama pada masing-masing sosoknya. Pelayanan kepada manusia akan membantu ke-Ilahian-kita mekar, karena hal itu akan menyenangkan hati kita dan membantu kita merasa bahwa hidup ini cukup berarti. Pelayanan kepada manusia adalah pelayanan pada Tuhan, karena Dia ada pada setiap orang dan pada setiap mahluk hidup lainnya.
Bila kita tidak melayani manusia yang merupakan kaum kerabat kita dengan perasaan, kecendrungan serta naluri yang sama dengan kita, yang ada didepan kita, yang dengan riang dan gembira menerima dengan senyum terima kasih, bagaimana kita dapat melayani Tuhan, yang jauh melampaui diri kita, yang demikian berbeda dan jauh, kuasa dan misterius itu ?. Latihlah diri kita untuk melanyani Tuhan dengan cara melayani manusia, yang dalam hatinya bertahta Tuhan. Yakinkanlah dirimu bahwa pelayanan manusia merupakan pemujaan Tuhan.