Hilangkan Keangkuhan Hatimu

Orang yang dapat menghilangkan keangkuhan hatinya, maka ia akan disenangi dan dicintai orang, dikasihi oleh masyarakat, maka tidak ada lagi musuh yang kita jumpai, pun tidak ada yang kita curigai dan yang menyusahkan kita, tak pelak ketenangan dan kedamaian bathinlah yang kita jumpai.

Harta Benda Penting Bagi Kita Tapi Jangan Melekatinya.

Harta benda atau kekayaan tidak akan pernah memperkaya rohani, malahan menyebabkan dan mengikat lebih kuat rohani dalam kemelekatan duniawi, seperti minum air laut makin banyak kita minum makin haus rasanya, keserakahan dan kelobaan sering dapat menimbulkan kejahatan.

Cara Agar Hidup Bahagia.


Kendalikanlah keinginan dan hawa nafsu itu agar tidak merajalela dan dapat semakin merusak pikiran, hawa nafsu yang tidak terkendali akan menyebabkan kita menderita, tidak tenang, gelisah, cepat terpengaruh serta nantinya akan membawa kita kejurang neraka.

Tentang Waktu


Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu ntuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga.

Masalah adalah Tantangan

Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa Anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa Anda hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung Anda. Keberadaan Anda bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya Anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mnegubah dunia. Itu hanya terwujud bila Anda mau memberikannya.

Lebarnya hati

Dahulu kala, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda dengan langkah lunglai dan rambut masai. Pemuda itu sepertinya tengah dirundung masalah. Tanpa membuang waktu, dia mengungkapkan keresahannya: impiannya gagal, karier, cinta, dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.
Sang Guru mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dia aduk dengan sendok.
"Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?" pinta Sang Guru.
"Asin dan pahit, pahit sekali," jawab pemuda itu, sembari meludah ke tanah.
Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga di hutan dekat kediamannya. Kedua orang itu berjalan beriringan dalam kediaman. Sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Sang Guru lalu menaburkan segenggam garam tadi ke dalam telaga. Dengan sebilah kayu, diaduknya air telaga, membuat gelombang dan riak kecil. Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah."
Saat tamu itu selesai meneguk air telaga, Sang Guru bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut pemuda itu.
"Apakah kamu masih merasakan garam di dalam air itu?" tanya Sang Guru.
"Tidak," jawab si anak muda.
Sang Guru menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk bersimpuh di tepi telaga.
"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tetapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita pakai. Kepahitan itu, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan: lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan cara pandang terhadap kehidupan. Kamu akan banyak belajar dari keluasan itu."
"Hatimu anakku, adalah wadah itu. Batinmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah hatimu seluas telaga yang mampu meredam setiap kepahitan. Hati yang seluas dunia!"
Keduanya beranjak pulang. Sang Guru masih menyimpan "segenggam garam" untuk orang-orang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan hati.
   
Sumber : Bali Usada

Lakukan Dengan Sepenuh Hati


“Carilah apa yang Anda cintai dari pekerjaan Anda. Hidup hanya sekali.Tiada yang lebih indah selain melakukan pekerjaan dengan rasa cinta yang tulus!